Monday, December 20, 2010

Yahoo, Raksasa yang Memudar


Kabar Yahoo memberhentikan 560 pekerja dan sedikitnya delapan layanan, termasuk Delicious, menimbulkan pertanyaan dari banyak pihak mengenai strategi perusahaan ini.



CEO Yahoo, Carol Bartz ditunjuk masuk ke perusahaan ini oleh para pemegang saham. Ia ditunjuk untuk membalikkan nasib tak beruntung dan menghidupkan kembali merek internet yang memudar itu.
Sebanyak seratus juta dolar kampanye iklan global telah dikeluarkan. Namun perusahaan itu masih terus menghapus layanannya dan melakukan pemecatan ratusan staf. Timbul pertanyaan apakah Bartz akan berhasil mendapatkan US$47 juta (Rp424,8 miliar) dan perusahaan itu berhasil bergerak ke arah yang benar?
Dalam wawancara Telegraph awal tahun ini, ia membahas tentang pemotongan layanan yang tak masuk dalam bisnis inti atau menumbuhkan pangsa internet Yahoo. Dengan dalam kata lain tetap mendukung layanan inti, seperti pencarian dan email.
Bartz mengakui Yahoo tak memiliki reputasi terbaik terkait memelihara bisnis yang telah mereka beli. “Saya rasa ini merupakan sebuah kritik wajar. Beberapa situs ditinggalkan atau dimatikan. Namun, kini ada tim baru menjalankan Yahoo,” papar Bartz.
“Saya memiliki banyak pengalaman mengakuisisi dan membuatnya sangat sukses di perusahaan lama saya. Saya tahu bahwa beberapa pembelian harus dibiarkan menjadi produk yang berdiri sendiri”.
Kepala internet Enders Analysis Ian Maude mengatakan, pemotongan layanan, seperti Yahoo Buzz dan Delicious, merupakan ’pemeliharaan rumah yang pintar’. “Bartz mencoba mengupas apa yang penting dan menjadi fokus kekuatan inti Yahoo. Saya rasa ini masuk akal,” katanya.
Namun, Maude khawatir Bartz gagal menafsirkan dua isu yang lebih besar, apa Yahoo masih layak dan bagaimana menumbuhkan audiensnya guna menghadapi persaingan ketat dari layanan populer baru, seperti Google?
“Saya rasa Bartz tahu apa itu Yahoo? Bagaimana ia menangani masalah utama pertumbuhan audiens di seluruh layanannya? Bagaimana ia bisa menumbuhkan audiens dalam menghadapi persaingan super ketat dari Google?”
Menurutnya, Yahoo mulai tampak rentan dan hal ini cukup memalukan sebagai merek internet besar. Namun ia melihat pergeseran nyata terhadap layanan terbaik. Orang-orang senang mencampur dan mencocokkan layanan email dengan mesin pencari karena mereka ingin alat yang terbaik. ”Yahoo bukanlah selingan bagi banyak orang,” katanya.
Rumor Yahoo akan dijual atau merger dengan AOL masih bergulir, sebagian besar masa depan raksasa internet ini belum diketahui. Namun, Bartz tampak berkomitmen menjadikan perusahaan ini lebih berfokus pada aset populer inti mereka.
Pertanyaannya, aset apa itu dan bagaimana mereka bisa tetap menjadi populer dalam menghadapi persaingan ketat di mana Bartz harus menjawabnya. [mdr]

No comments:

Post a Comment